Semakin terbatasnya bahan bakar fosil dan meningkatnya tuntutan lingkungan menjadi lebih baik, menyebabkan sumber – sumber energi yang dapat diperbaharui menjadi semakin dikembangkan. Salah satu sumber energi terbarukan untuk masa depan adalah fuel cell. Achmad (2007) menjabarkan fuel cell sebagai berikut:
Fuel cell merupakan seperangkat elektrokimia yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik tanpa memerlukan recharging, tetapi sel ini tidak dapat menghasilkan listrik lagi jika bahan bakarnya habis. (Hasan, Achmad. 2007)
Reaksi kimia yang terjadi pada fuel cell adalah seperti berikut:
Proses yang terjadi pada fuel cell adalah bahan bakar berupa hidrogen (H2) diumpankan ke elektroda negatif (anoda) dan udara diumpankan ke elektroda positif (katoda).
Di anoda, dengan bantuan katalis atom hidrogen (H2) dipisahkan menjadi elektron (e–) menuju katoda dengan melewati jaringan eksternal menghasilkan arus listrik dan proton (H+) menuju katoda melewati elektrolit. Kedua elektron tersebut bertemu di elektroda positif (katoda) dan proton (H+) akan bergabung dengan oksigen (O2) menghasilkan air (H2O) dan panas (Harahap, Ifana. 2018).
Secara umum, fuel cell dapat dikalsifakiskan menjadi beberapa jenis, antara lain seperti tabel berikut:
No | Jenis | Elektrolit | Katalis | Temperatur operasi (oC) | Efisiensi energi (%) |
---|---|---|---|---|---|
1 | Alkaline Fuel Cell (AFC) | KOH | Platinum | 60 – 120 | 70 |
2 | Phosphoric Acid Fuel Cell (PAFC) | Phosphoric Acid (H+) | Platinum | 160 – 200 | 40 – 80 |
3 | Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC) | Molten Carbonate | Electrode Material | 500 – 650 | 60 – 80 |
4 | Solid Oxide Fuel Cell (SOFC) | Ceramic coumpound atau logam | Electrode Material | 800 – 1000 | 60 |
5 | Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) | Polimer padat | Platinum | 60 – 100 | 40 – 50 |
6 | Direct Methanol Fuel Cell (DMFC) | Electrolyte Polymer (H+) | Platinum | 60 – 120 | 60 |
Keterangan tabel :
Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh fuel cell, antara lain adalah:
Walaupun memiliki banyak keunggulan, namun, saat ini fuel cell masih belum banyak dikembangkan salah satunya di Indonesia, karena proses produksinya membutuhkan waktu yang cukup lama dan membutuhkan biaya yang besar, sedangkan SDM di Indonesia masih rendah.
Sekian.
Artikel ini dikirim oleh Ika Nurcahyani, mahasiswa Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret pada tanggal 21 Mei 2020 dengan penyesuaian konten.
Pengantar USB Debugging Tutorial berikut akan menjelaskan bagaimana cara menjalankan project yang kita buat di…
Produksi Minyak Sawit/CPO Indonesia Minyak sawit merupakan salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia, hal tersebut…
Alat/Mesin Pengayakan Pada Industri Kimia Screening atau proses pemisahan adalah proses melewatkan material umpan pada suatu…
Pengantar Berdasarkan catatan CisSecurity, aktivitas malware terus meningkat hingga 61% pada tahun 2019. Artinya bahwa…
Latar Belakang Setiap desa memiliki potensi bebeda-beda. Desa Binoh memiliki produksi jagung melimpah, akan tetapi…
Salah satu Proker Kerja dari Kuliah Kerja Nyata (KKN 74 ) Universitas Trunojoyo Madura diantarnya…