Budidaya Tanaman dengan Metode Vertikultur Kabupaten Bangkalan

Salah satu Proker Kerja dari Kuliah Kerja Nyata (KKN 74 ) Universitas Trunojoyo Madura diantarnya yaitu “Pelatihan Budidaya Tanaman Dengan Metode Vertikultur”. Vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat.

Tujuan dari aplikasi teknik vertikultur yaitu memanfaatkan lahan sempit dengan seoptimal mungkin jika pada lahan 1 m biasanya hanya bisa menanam 5 batang tanaman. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat secara efesien.

Kelebihan dari system pertanian verikultur diantaranya:

  1. Efisiensi penggunaan lahan karena yang ditanam jumlahnya lebih banyak dari pada system konvensional.
  2. Penghematan pemakaian pupuk dan pestisida.
  3. Dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan pada suatu wadah tertentu.
  4. Mempermudah pemeliharaan tanaman.

Tujuan aplikasi teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit dengan seoptimal mungkin, sehingga masyarakat Desa Binoh dapat mengetahui bagaimana cara memanfaatkan lahan atau pekarangan rumah mereka sebaik mungkin. Dengan begitu tidak adanya pekarangan rumah yang terbuang atau tersisa dengan sia-sia.

Kegiatan ini berjalan dengan baik, dan respon masyarakat yang datang sangatlah baik. Karea vertikultur sangat cocok diaplikasikan di Desa Binoh, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan yang mana lahan rumah mereka sangat sempit. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat

Desa Binoh dapat melakukan budidaya teknik vertikultur sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran dengan membeli sayur, dan menjadikan budidaya dengan teknik vertikulur sebagai bisnis sayur mayur apabila kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan.

Proses Budidaya dengan sistem vertikultur yaitu:

  1. Kegiatan ini dimulai dengan mencampurkan tanah dengan pupuk organik.
  2. Dalam sesi kegiatan ini, kami Mahasiswa KKN 74 mensosialisasikan bahwa bambu yang dilubangi juga bisa dimanfaatkan sebagai wadah tumbuhnya tanaman tanpa harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli pot tanaman.
  3. Selanjutnya bambu yang dilubangi tersebut di isi dengan tanah yang telah tercampur rata dengan pupuk organik.
  4. Sesi yang terakhir adalah menanam bibit dan benih sayuran dan menyiraminya.

 

Dikirimkan oleh Halimah pada 15 Juli 2019

Artikel dipublikasikan dengan perubahan judul

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.